TARIKH HADRMAUT KE-2

Moch Djamhar Abdul Karim :
=================
*MAKRIFAT*
*TARIKH HADRMAUT*
=================
Seri Kedua

Lanjutannya...
31. Abdullah al-Aidrus bin Abu Bakar al-Sakran bin Abdurahman al-Saqqaf. Hingga usia 10 tahun, ia dididik ayahnya dan setelah ayahnya wafat ia dididik pamannya Umar Muhdhar hingga usia 25 tahun. Ia ulama besar dalam syariat, tasawuf dan bahasa. Ia giat dalam menyebarkan ilmu dan dakwah serta amat tekun beribadah.
31. Ali bin Abu Bakar al-Sakran bin Abdurahman al-Saqqaf. Ia menulis sebuah wirid yang banyak dibaca orang hingga abad ke 21 ini. Ia terkenal dalam berbagai ilmu, khususnya tasawuf.
33. Menurut Habib Abdullah al-Haddad, ia merupakan salafnya Ba'alawi terakhir yang harus ditaati dan diteladani.
34. HABIB (dari pertengahan abad XI sampai abad XIV). Tahap ini ditandai dengan mulai membanjirnya hijrah kaum 'Alawi keluar Tuk Keluar Hadramaut.
35. Dan diantara mereka ada yang mendirikan kerajaan atau kesultanan yang peninggalannya masih dapat disaksikan hingga kini, di antaranya kerajaan Alaydrus di Surrat (India), kesultanan Al-Qadri di di kepulauan Komoro dan Pontianak, Al-Syahab di Siak dan Bafaqih di Filipina.

36. Tokoh utama 'Alawi masa ini adalah Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad yang mempunyai daya pikir, daya ingat dan kemampuan menghafalnya yang luar biasa. Sejak kecil ia telah menghafal alquran. Ia berilmu tinggi dalam syariat, tasawuf dan bahasa arab. Banyak orang datang belajar kepadanya. Ia juga menulis beberapa buku.
37. Pada tahap ini juga terdapat Habib Abdurahman bin Abdullah Bilfaqih, Habib Muhsin bin Alwi al-Saqqaf, Habib Husain bin syaikh Abu Bakar bin Salim, Habib Hasan bin Soleh al-Bahar, Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi.
38. SAYYID (mulai dari awal abad XIV ). Tahap ini ditandai kemunduran kecermelangan kaum 'Alawi. Di antara para tokoh tahap ini ialah Imam Ali bin Muhammad al-Habsyi, Imam Ahmad bin Hasan al-Attas, Allamah Abu Bakar bin Abdurahman Syahab, Habib Muhammad bin Thahir al-Haddad, Habib Husain bin Hamid al-Muhdhar.
39. Sejarawan Hadramaut Muhammad Bamuthrif mengatakan bahwa "Alawiyin" or "qabilah Ba'alawi" dianggap qabilah yang terbesar jumlahnya di Hadramaut dan yang paling banyak hijrah ke Asia dan Afrika.
40. Qabilah Alawiyin di Hadramaut dianggap orang Yaman karena mereka ndak berkumpul kecuali di Yaman dan sebelumnya ndak terkenal di luar Yaman.

41. Jauh sebelum itu, yaitu pada abad-abad pertama hijriah julukan Alawy digunakan oleh setiap orang yang bernasab kepada Imam Ali bin Abi Thalib, baik nasab atau keturunan dalam arti yang sesungguhnya maupun dalam arti persahabatan akrab.
42. Kemudian sebutan itu (Alawy) hanya khusus berlaku bagi anak cucu keturunan Imam al-Hasan dan Imam al-Husein.
43. Dalam perjalanan waktu berabad-abad akhirnya sebutan Alawy hanya berlaku bagi anak cucu keturunan Imam Alwy bin Ubaidillah.
44. Alwi adalah anak pertama dari cucu-cucu Imam Ahmad bin Isa Al Muhajir yang lahir di Hadramaut.
45. Keturunan Ahmad bin Isa yang menetap di Hadramaut ini dinamakan "Alawiyin" diambil dari nama cucu beliau Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa yang dimakamkan di kota Sumul.

46. Alwi bin Ubaidillah mempunyai anak Muhammad. Muhammad bin Alwi mempunyai anak Alwi. Alwi mempunyai anak yg Bernama Ali (Kholi' Qasam) yg Maqbarohnya di Zanbal Merupakan Maqbaroh Pertama disana Sebelum Ada yg Lain.
47. Ali diberi laqob "Kholi' Qasam" sebagai nisbah kepada negeri al-Qasam yang merupakan tempat mereka di negeri Bashrah, dimana dari tempat itu ia mendapat harta dan membeli tanah di dekat kota Tarim di Hadramaut dengan harga 20.000 dinar dan ditanaminya pohon kurma tuk mengenang kota Qasam di Bashrah yang tadinya dimiliki oleh kakeknya al-Imam Ahmad al-Muhajir yang merupakan tanah yang luas di sana di dekat teluk Arab dan penuh dengan kurma pada masa itu.
48. Menurut sejarah, Ali Kholi' Qasam waliyullah yang pertama kali di makamkan di perkuburan Zanbal Hadramaut dan salah satu kewalian beliau jika memberi salam kepada Rosululloh S.A.W. baik dalam keadaan sholat or dalam keadaan lain, maka Rosululloh S.A.W langsung menjawab salamnya.
49. Ali Kholi' Qosam mempunyai tiga orang anak yaitu : Abdullah, Husin dan Muhammad. Tetapi yang tetap meneruskan keturunannya adalah dari Keturunan Muhammad yang dikenal dengan sebutan "Shahib Marbath".
50. Dari keturunan Imam Alwiy bin Ubaidillah muncul sejumlah ulama dan auliya, mereka mengkhususkan perhatian hanya kepada dakwah mengajak manusia kembali kepada kebenaran Allah SWT. Setiap orang dari mereka mempunyai sanad (sandaran) yang bersambung ke Rasulullah SAW.

51. Hadramaut adalah suatu daerah yang terletak di Timur Tengah, tepatnya di kawasan seluruh pantai Arab Selatan dari mulai Aden sampai Tanjung Ras al-Hadd.
52. Menurut sebagian orang Arab yg Saya Ketahui bahwa, Hadramaut hanyalah sebagian kecil dari Arab Selatan, yaitu daerah pantai di antara pantai desa-desa nelayan Ain Ba Ma'bad dan Saihut beserta daerah pegunungan yang terletak di belakangnya.
53. Penamaan Hadramaut menurut penduduk adalah nama seorang anak dari Qohthon bin Abir bin Syalih bin Arfahsyad bin Sam bin Nuh yang bernama Hadramaut, yang pada saat ini nama tersebut disesuaikan namanya dengan dua kata arab hadar dan Maut.
54. Nabi Hud A.S. merupakan salah satu nabi yang berbangsa Arab selain Nabi Sholeh, Nabi Ismail dan Nabi Muhammad S.A.W.
55. Nabi Hud A.S. diutus kepada kaum 'Ad yang merupakan generasi keempat dari Nabi Nuh, yakni keturunan Aus bin Aran bin Sam bin Nuh A.S.

56. Mereka tinggal di Ahqof yakni jalur pasir yang panjang Berbelok-belok di Arab Selatan, dari Oman di Teluk Persia hingga Hadramaut dan Yaman di Pantai Selatan Laut Merah.
57. Dahulu Hadramaut dikenal dengan Wadi Ahqof, Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata bahwa al-Ahqaf adalah al-Khatib al-Ahmar.
58. Makam Nabi Hud A.S. secara tradisional masih ada di Hadramaut bagian Timur dan pada tanggal 11 Sya'ban banyak dikunjungi orang untuk berziarah ke makam tersebut dengan membaca tiga kali surah Yasin dan doa nisfu Sya'ban.
59. Ziarah Nabi Hud A.S. pertama kali dilakukan oleh al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali dan setelah beliau Wafat dan dimakamkan di Zanbal, maka ziarah kepada Nabi Hud A.S. tersebut dilakukan oleh anak keturunannya.
60. Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad semasa hidupnya sering berziarah ke makam Nabi Hud. Beliau sudah tiga puluh kali berziarah ke sana dan beliau lakukan pada setiap bulan Sya'ban. Dalam ziarah tersebut beliau berangkat bersama semua anggota kerabat yang tinggal di dekatnya.

61. Beliau tinggal (di dekat Pusara Nabi Hud A.S.) selama beberapa hari hingga maghrib menjelang malam nisfu sya'ban. Beliau menganjurkan kaum muslimin untuk berziarah ke sana, bahkan beliau mewanti-wanti "Barangsiapa berziarah ke (makam) Nabi Hud dan di sana ia menyelenggarakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, ia akan mengalami tahun yang baik dan indah".
62. Menurut sebagian ulama kasyaf, bahwa makam Nabi Hud merupakan tempat Penobatannya para Waliyullah.
63. Setibanya di Syi'ib Nabi Hud A.S. (lembah antara dua bukit tempat pusara nabi Hud), Imam al-Haddad bertemu dengan beberapa orang sayyid dan waliyullah, sehingga pertemuan itu menjadi majlis pertukaran ilmu dan pandangan.
64. Dalam bahasa Ibrani asal nama Hadramaut adalah "Hazar Maweth" yang berdasarkan etimologi, rakyat menganggapnya berhubungan dengan gagasan "hadirnya kematian" yaitu berkaitan dengan hadirnya Nabi Sholeh A.S. ke negeri itu, yang ndak lama kemudian meninggal dunia.
65. Pengertian lain kata Hadramaut menurut Prasasti penduduk asli Hadramaut adalah "Panas Membakar", sesuai dengan pendapat Moler dalam bukunya Hadramaut, mengatakan bahwa Hadramaut sebenarnya berarti negeri yang panas membakar. Sebuah legenda yang dipercayai masyarakat Hadramaut bahwa negeri ini diberi nama Hadramaut karena dalam negeri tersebut terdapat sebuah pohon yang disebut Al-Liban semacam Pohon yang baunya menurut kepercayaan mereka sangat mematikan. Oleh karena itu, setiap orang yang datang (hadar) dan menciumnya akan mati (maut).

66. Kota-kota di Hadramaut... Bersambung.

#Lanjut... Seri Ketiga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKRIFAT SABAR BIAR SUBUR

MAKRIFAT KITAB BULAN SHOFAR KE-1

INFO KITAB TIRAKAT TUAN SYEKH ABDUL QODIR JAILANI