MAKRIFAT CINTA KASIHKU
Moch Djamhar Abdul Karim :
=============
MAKRIFAT
CINTA KASIHKU
=============
SahabatKu MURRI dimanapun Berada,
"Ketahuilah, Cinta Kasih itu seperti Kita Menanam sebuah Pohon, Jika Kita Sabar dan Telaten didalam Merawatnya maka Pohon itu Kelak akan Menjadi Pohon yang Sangat Besar dan Kuat lagi Bermanfaat kpd Siapapun, Itulah Buah dari Didikan Cinta Kasih dan Sayang. Begitu pula Pabila Mencintai Alloh SWT dgn Kesabaran Hati dan Ketekunan Diri yg disertai dgn Ketaatan dan Kepatuhan kepadaNYA, maka Kelak akan Berbuah Kebahagiaan Hakiki yg Tak Terkira Bahkan diluar Jangkauan Aqal dan Nalar Kita, Baik didunia ini Terlebih lagi diakhirat Kelak".
"Kita Bersatu dan Bersama-sama Berusaha Semaksimal Mungkin Tuk Bisa MencintaiNYA dgn Ketulusan Hati, Sekalipun Awalnya dgn Kebingungan dan Kepayahan, maka Kelak Cinta Kasih itu akan Semakin Kokoh dan Teguh shg Menjadi Kekuatan Besar didalam Diri yg Menjewantahkan Welas Asih kepada Semua Ummat, Khususnya kepada Ummatnya Nabi S.A.W.".
Maka itu,
"Tahukah Kalian, *Siapakah Orang yg Jiwanya Paling Banyak Berkorban?*, Ia Itulah Orang yg selalu Ingin Mempersatukan. Baik itu Mempersatukan Antar Keluarga yg sudah Putus, Antar Tetangga yg Saling Membenci, Antar Kelompok yg Saling Menghina, Antar Negara yg Saling Menyerang dan Menjajah Maupun Antar Dua Orang yg Selalu Berprasangka Buruk, maka Orang yg Mendamaikan dan Mempersatukan Itulah Orang yg Seringkali Banyak Berkorbannya, Baik itu Korban Lahiriyyah maupun Korban Bathiniyyahnya".
"Dahulu *Nabi Sholeh A.S.* didalam Memperbaiki Umat dijamannya Adalah Orang yg Sangat Banyak Pengorbanannya, Begitu juga dengan Nabi Syuaib A.S. Banyak Melakukan Perbaikan Kondisi Umat disana-sini, sampai Alloh SWT Kalamkan Ucapan Beliau didalam Surat Huud Ayat 88 :
... اِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْۤ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ.
*"...Aku hanya Bermaksud (Mendatangkan) Perbaikan selama Aku Masih Sanggup. Dan Petunjuk yang Aku Ikuti hanya dari Alloh SWT. KepadaNYA Aku Bertawakal dan kepadaNYA (pula) Aku Kembali".* Iyah, Semampu yg Maksimal Tentunya, Yaitu Semampu yg Alloh SWT Mampukan kepada Kita Semua".
"Begitu juga ketika Nabi Muhammad S.A.W. Membuat Perdamaian diatas Muka Bumi ini Secara Besar-besaran lalu Alloh SWT Titahkan di Surat Al Anfal Ayat 1 :
...فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۤ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
*"...Maka Bertakwalah kepada Alloh SWT dan Perbaikilah Hubungan diantara SesamaMu, dan Taatlah kepada Alloh SWT dan RosulNYA Pabila (Memang Benar-benar) Kamu (Termasuk) Orang-orang yang Beriman".* Lalu Beliau Praktekan didalam Kehidupannya Sehari-hari Baik dari Kelompok Besar maupun Kelompok Kabilah Kecil hingga Alloh SWT Berkalam disurat Al Hujurot Ayat 9 :
وَاِنْ طَآئِفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا ۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰٮهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْٓءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۚ فَاِنْ فَآءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ.
*"Dan Apabila Ada Dua Golongan (Ormas/ Suku/ Semacamnya) Orang Mukmin Berperang (Saling Menghina/ Saling Memfitnah d.l.l.), maka Damaikanlah antara Keduanya. Jika Salah Satu dari Keduanya Berbuat Zalim Terhadap (Golongan) yang lain, maka Perangilah (Adililah) yang Berbuat Zalim itu, sehingga Golongan itu Kembali kepada Perintah Alloh SWT. Jika Golongan itu telah Kembali, lalu Damaikanlah Antara Keduanya dengan Adil, dan Berlakulah Adil. Sungguh, Alloh SWT Mencintai Orang-orang yang Berlaku Adil".* Kemudian ndak Sedikit Beliau Alami Serangan Baliknya, Namun Begitu karena Jiwa Welas Asihnya kpd Semua Umat shg Beliau dipercayai Tuk Mendamaikan Semua Umat Kala itu. Sama Halnya Ketika Hidup Berumah Tangga, Pastinya akan Banyak Sekali Perselisihan Antar Suami dan Isteri maka itu Beliau Mengajarkan Lima Tahapan didalam Menemukan Solusi Terbaiknya yaitu : *Mensehatinya dgn Bijak, Melakukan Pisah Tidur, Memukul Tanpa Melukainya, Keduanya Membuat Ishlah kpd Orang yg dipercayainya dan Tahapan Terakhir Adalah Jatuhnya Talak Satu dari Sang Suami.* Itulah yg Alloh SWT Ajarkan didalam Surat An-Nisaa Ayat 35 : *"Dan Jika Kamu Khawatir Terjadi Persengketaan antara Keduanya, maka Kirimkanlah Seorang Juru Damai dari Keluarga Laki-laki dan Seorang Juru Damai dari Keluarga Perempuan. Jika Keduanya Bermaksud Mengadakan Perbaikan, maka Niscaya Alloh SWT Memberi Taufiq kepada Suami dan Istri itu".* Tuk Itulah Sang Juru Damai agar Memahami Berbagai Macam Ilmu Mendamaikan ini dan Tentunya Ada Syarat Mutlak yg Harus dimiliki oleh si Juru Damai itu yaitu : *"Ia harus Memiliki Hati yg Damai dan Mendamaikan shg Ia akan Memiliki Sifat Bijaksana, Adil, Cinta Kasih dan juga Tentunya dipercaya".*
"Milikilah Jiwa Cinta Kasih dan Sayang spt itu, agar Dampak Imbasnya Adalah Alloh SWT pun akan Merahmati Kasih dan SayangNYA itu pada Diri Insan Tersebut. Karena Saking Pentingnya Pengorbanan Tuk Mendamaikan dan Menyatukan Umat ini, Maka itu Salah Satu Anak Beliau pun yg Bernama Ummu Kultsum Rodhiallohu AnHa Berkata : *"Saya Belum Pernah Mendengar dari Nabi S.A.W. Ttg diperbolehkannya Berdusta Baik Ucapan-ucapan yg diucapkan oleh Para Manusia itu, Melainkan dalam Tiga Hal (diperbolehkannya Berdusta), yaitu Perihal Peperangan (agar Berdamai), Mendamaikan antara Para Manusia dan Perkataan Seorang Suami kepada Isterinya serta Perkataan Isteri kepada Suaminya (yang akan Membawa Kebaikan Rumah Tangganya)".* Maka itu Milikilah Jiwa yg Tenang dan Damai, Sebelum Memulai Tuk Mendamaikan Banyak Umat dimanapun Kalian Berada".
"Semoga Kita Semua yaitu Para Sahabat MURRI dimanapun Berada Memiliki Akhlak Damai spt ini, Aamiiin Yaa Robbal Aalamiin".
Komentar