HUKUM WANITA HAID MASUK DALAM MASJID

Moch Djamhar Abdul Karim :
====================
HUKUM WANITA HAID
MASUK DALAM MASJID
====================

Assalamualaikum wr. Wb. Abah ingin tanya, apa hukumnya wanita yg haid ikut pengajian di mesjid. Di lingkungan sy ibu2 ngadaikan pengajian tahsin, kebetulan guru nya sedang haid tp masih ngajar, ada orang yg menghasut bahwa klo haid  ga  boleh ngaji dan berada di Masjid. Gmn solusinya. Mksh Abah, Adakah dalilnya.

==========
Wslm Wr Wb,
Ada Lima yg dilarang Tuk Wanita Haid, yaitu : Sholat, Puasa, Thawaf, Membawa Al Quran, Memegang Al Quran dan Membaca diniatkan Al Quran.

"Menurut Madzhab Syafi'iyyah diharamkan Wanita Berdiam di Masjid sebab Masjid itu Baitun Min Buyutillah or Rumah Suci Tempat Turunnya Rohmat Alloh SWT. Menurut Imam An Nawawi dikitab Al Majmu' :

يحرم علي الحائض والنفساء مس المصحف وحمله واللبث في المسجد وكل هذا متفق عليه عندنا.

"Bagi Orang Haid dan Nifas Haram Hukumnya Menyentuh dan Membawa Mushaf Al-Quran, dan Berdiam di Masjid (Berbeda Kalau Hanya Lewat Pabila ndak dikhawatirkan Menetesnya Darah Haid maka diperbolehkan). Semua itu telah disepakati dikalangan Kami Madzhab Syafi’i". Imam Syekh Syarqowi Menjelaskan dikitabnya Ttg Perbedaan Umat dgn Nabi S.A.W. Mencontohkan Kasus Janabah spt ini :

وأما النبي صلى الله عليه وسلم فيحل مكثه بالمسجد وهو من خصائصه صلى الله عليه وسلم لأن احتياجه للمسجد يكثر لنشر السنة، فيجوز له ذلك لكن لم يقع منه، ولأن ذاته أعظم من ذات المسجد.

“Adapun Tuk Nabi Muhammad S.A.W, Berdiam dimasjid dalam Kondisi Junub diperbolehkan Baginya. Ini Termasuk Hukum Khusus Tuk Beliau karena Kepentingannya Terhadap Masjid Lebih Banyak Tuk Mengajarkan Sunahnya. Karenanya Rasulullah S.A.W. Boleh Berdiam dimasjid dalam keadaan Junub, sekalipun hal ini Belum Pernah Terjadi. Alasan Lainnya, Bahwa Diri Rosululloh S.A.W. itu Lebih Mulia dibanding Masjid itu Sendiri".

"Adapun Hukum Membawa Buku-buku Belajar Mengajar Al Quran spt Qoidah Baghdadi, Qiroati, Iqro, Dirosati, Tartili, Nahdhiyi d.l.l. diperbolehkan sebab Niat dibuatnya Buku-buku itu Tuk Belajar Mengajar Al Quran shg ndak disebut Al Quran. Kalau dikitab Hasyiah Al Bajuri dan Tuhfatul Muhtaj Mengatakan Berbeda Kalau Mushaf, Apa itu Mushaf :

المصحف هو اسم للمكتوب من كلام الله بين الدفتين

"Adalah Nama dari Tulisan Firman Alloh SWT diantara Dua Lampiran". Sekalipun itu Papan or Tiang Pabila diniatkan Menulis Al Quran maka Jadilah itu Al Quran maka Haram bagi yg sedang Janabah or Haid or Wiladah or Nifas Membawa or Memegang or Membacanya Walaupun Sepotong Ayat sebab Termasuk Mushaf Al Quran, Terkecuali Darurot spt Ada kertas Al Quran diselokan Maka Wajib di Ambil, sama spt Asmaul Husna agar dijaga Baik Jangan dibuang Sembarangan".

"Pabila Membacanya Bukan Tujuan Membaca Al Quran maka diperbolehkan, Misalkan diniatkan Dzikrulloh. Dalam Kitab Bughyah Menyatakan : "Makruh Pabila Membawa or Memegang Kitab Tafsir Al Quran yg Mana Jumlah Tafsir dgn Ayat Lebih Banyak Tafsirnya, Namun Pabila Lebih Banyak Ayatnya dihukumi Haram Membacanya, juga Membaca Tafsir Pabila Bertujuan Membaca Al Qurannya Tetap dihikum Hatam Tetapi Pabila diniatkan Membaca Tafsirnya or Keilmuannya or Ketika Belajar Mengajar maka ndak dihukumi Haram. Menurut Madzhab Maliki ndak Haram Membaca Al Quran bagi Wanita Haid selama Ia Masih Belum Putus Haid, Namun Pabila Ia Putus Haid maka diharamkan sebelum Ia Mandi Wajid Terlebih Dahulu". Tetapi Ada dikitab Nihayatuz Zain Syekh Nawawi Tanara Al Bantani Membahas Madzhab Imam Ahmad Hanbali Ttg Haid Berdiam di Masjid sbb :

ومذهب الإمام أحمد جواز المكث في المسجد للجنب بالوضوء لغير ضرورة فيجوز تقليده

“Madzhab Imam Ahmad Membolehkan Orang Junub Berdiam dimasjid hanya dgn Berwudhu Tanpa Darurat Sekalipun. Pendapat ini Boleh diikuti”. Cuman Jangan Memegang, Mengambil dan Membaca dgn diniatkan Al Quran. Artinya Wanita Haid diperbolehkan Tuk Ngaji dan Dzikir Berjamaah hanya saja Pabila Berdiam dimasjid Ini Khilafiyyah Madzhab maka itu Hindari".

#Bagusnya Kalau Buat Pengajian Wanita itu di Majelis saja, Jangan di Masjid or pun Musholla (Masjid Ghoiru Jaami').