MAKRIFAT BACAAN I'TIDAL MURRI

Moch Djamhar Abdul Karim :
=====================
*MAKRIFAT*
*BACAAN I'TIDAL MURRI*
=====================

Assalamualakum wr wb..abah saya boleh nanya bacaan bangkit dari ruku dari dulu saya bacanya rabbana walakal hamdu mil ussamaawati wamil ulardhi wamilumaasyi'ta min say in ba'du..tapi tulisan abah pake a, mil assamawati wamil alardhi wamil amaasyi'ta min say'in ba'du.. penjelasannya gimana bah,,kapan saatnya memakai u dan a.. makasih abah..

==========
Wslm Wr Wb,
1. Kalau dalam Haditsnya Mil-as Pakai A Bukan U, Tetapi Boleh Pakai A dan Boleh Pakai U.

2. Ada Beberapa Bacaan yang Pernah dibaca oleh Rosululloh S.A.W. saat Berdiri i’tidal, Rosululloh S.A.W. Membaca :

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

*"Ya Tuhan kami, hanya TukMU lah segala Pujian"*, (HR. Imam Al-Bukhori no. 732 dan Muslim no. 866 dari Abu Hurairah R.A.)

3. Rosululloh S.A.W. Kadang Membacanya tanpa Huruf Wawu (HR. Imam Al Bukhari No. 789), yaitu :
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ


4. Kadang-kadang pula Rosululloh S.A.W. Menambahkan Lafadz Allahumma (yang Bermakna : Ya Alloh) didepan Wirid diatas sehingga Bacaannya Menjadi :

اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

*“Ya Alloh, Tuhan Kami, hanya TukMU lah segala Pujian"*, (HR. Imam Al-Bukhori no. 795 dari Abu Hurairoh R.A.).

5. Kadang beliau Membacanya tanpa wawu :

اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

(HR. Imam Muslim no. 902 dari Sahabat Abu Musa al-Asy’ari R.A.

6. Faedah Kitab : Al-Imam An-Nawawi Berkata : *“Terdapat hadits-hadits shohih yang Menetapkan Adanya huruf Wawu dan ndak dibacanya Huruf Wawu. Riwayat yang banyak Menyebutkan kedua-duanya. Pendapat yang Terpilih adalah Keduanya dibolehkan, tanpa ada yang perlu ditarjih (dikuatkan)"*, (Kitab Al-Minhaj Jilid 4 Hal. 342). 

7. Lebih utama dilakukan dalam hal ini Adalah sekali waktu Mengucapkan Bacaan yang ini, dan diwaktu lain Mengucapkan Bacaan yang lain lagi, demikian seterusnya. 

8. Melakukan Keragaman demikian akan Memberi Tiga Faedah :
1). Menjaga Sunnah
2). Mengikuti Sunnah
3). Menghadirkan Hati or Mengingatkannya. (Kitab Asy-Syarhul Mumti’ Jilid 3 Hal. 98).

9. Terkadang setelah mengucapkan: اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ, Rosululloh S.A.W. menambahkan dengan :

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

*“Sepenuh langit dan sepenuh bumi, serta sepenuh apa yang Engkau inginkan dari sesuatu setelahnya”* (HR. Imam Muslim no. 1067 dari hadits Abdulloh ibnu Abi Aufa R.A.)

10. Terkadang dengan :

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّناَءِ وَالْمَجْدِ، لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

*“Sepenuh langit dan sepenuh Bumi, serta sepenuh apa yg ada di antara Keduanya dan sepenuh apa yg Engkau inginkan dari sesuatu setelahnya. Engkau Adalah Dzat yang berhak Mendapat Ujian dan Kemuliaan, ndak ada yang bisa menahan apa yang Engkau berikan. Dan ndak ada yang bisa memberikan apa yang Engkau tahan, ndak bermanfaat bagiMU kemuliaan or kedudukan orang yg memiliki kemuliaan”* (HR. Imam Muslim no. 1072 dari Ibnu Abbas R.A.).

11. Terkadang dengan :

مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْد، أَهْلَ الثَّناَءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ. اللَّهُمَّ، لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

*“Sepenuh langit dan sepenuh Bumi, serta Sepenuh apa yang Engkau inginkan dari sesuatu setelahnya. Engkau Adalah Dzat yang Berhak Mendapat Pujian dan Kemuliaan. (Ucapan ini) yang Paling Pantas diucapkan seorang hamba. Dan Semua kami Adalah hambaMU semata. Ya Alloh, ndak ada yang bisa menahan apa yang Engkau berikan. Dan ndak ada yang bisa Memberikan Apa yang Engkau Tahan, ndak Bermanfaat dariMU Kemuliaan or Kedudukan orang yang Memiliki Kemuliaan"*. (HR. Imam Muslim no. 1071 dari Abu Sa’id al-Khudri R.A.)

12. Sekali Waktu dalam Sholat Lail, Rosululloh S.A.W. Mengucapkan :

لِرَبِّي الْحَمْدُ، لِرَبِّي الْحَمْدُ

*“Hanya Tuk Tuhan segala pujian, hanya untuk TuhanKu segala pujian”* Beliau terus Mengulang-ulangi Ucapan ini, hingga lama Berdirinya saat itu sama dengan lama ruku’nya, Padahal Lama ruku’ Beliau Mendekati Lamanya Beliau Berdiri pada Roka'at yang Pertama, yang Beliau Membaca Surat al-Baqoroh. (HR. Imam Abu Dawud no. 874 dan yang lainnya dari hadits Hudzaifah R.A., dinyatakan shohih didalam Shohih Sunan Abu Dawud)

13. Pernah Seseorang shalat dibelakang Rosululloh S.A.W. ketika Membaca Bacaan dibawah ini saat bangkit dari ruku’ setelah ucapan :

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ.
*“Wahai Tuhan kami, hanya TukMU lah segala Pujian. Pujian yang Banyak, yg baik, yang diberkahi didalamnya.”*
Selesainya dari Sholat, Rosululloh S.A.W. Bertanya : *“Siapa yang mengucapkannya tadi?”* Orang itu Berkata : “Saya, Wahai Rosululloh”, Rosululloh S.A.W. bersabda : *“Sungguh aku melihat lebih dari tiga puluh malaikat berlomba-lomba, siapa diantara mereka yg paling dahulu mencatatnya”* (HR. Imam Al-Bukhari no. 799 dari hadits Rifa’ah ibnu Rafi’ R.A.). 

18. Tambahan Dikit :
1). Boleh Membacanya dengan Memakai Huruf Wawu dan Boleh pula ndak.
2). Lafadz (مِلْءَ) bisa dibaca dgn Dhommah or dgn Fathah (مٍلْءُ).

Semoga Ibadah Sholat Kita disertai Ilmunya dan diterima Alloh SWT sebagai Ibadah yang Sholeh, aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKRIFAT SABAR BIAR SUBUR

MAKRIFAT KITAB BULAN SHOFAR KE-1

INFO KITAB TIRAKAT TUAN SYEKH ABDUL QODIR JAILANI