MAKRIFAT HATI BAHAGIA
Moch Djamhar Abdul Karim :
============
MAKRIFAT
HATI BAHAGIA
============
1. Assalaamu'alaikum.wr.wb.wm.wr... Abah Salam takrim dan ta'zhim abdi 🙏🙏🙏🙏🙏, Abdi mau menyampaikan amanah!!! Maaf kalo kesannya su'ul adab jika lewat pesan seperti ini..!! Abdi ingin agar pas ketempat abah dan ndak ada hajatun ini itu.. Niat lillahita'ala...!!!
To the point :
Masalah pondok pesaatren abah,,, kami selaku pengurus dll..Sepakat... Ingin abah menjadi pembimbing atau sebagai pengarah (pengasuh) agar pondokan ini menjadi hidup sesuai islam. Tidak seperti pondokan umumnya, dimana sudah terdapat pimpinannya. Nah diponpes ini belum ada abah.. Abdi ditunjuk sebagai pengelola (managernya ) Trus baru ada satu ustadz yang membantu, tapi Pimpinannya yg belum ada... Bagaimana abah??? Bulan Agustus kita mulai membuka pendaftaran... Kami tulus ikhlas dan ridho, jika abah mau membantu pondok ini..!! Dibawah naungan murri
=========
Wslm Wr Wb,
Nanti Bawa Ke Majelis Gaga Al Muntaha Banten Beserta Berkas-berkasnya yg diperlukan juga Sekalian Orang-orang yg Berkompeten di Pondok Pesantren itu Khususnya Para Pengurusnya, Nanti Kita Bicarakan Lebih Khusus lagi di Majelis sebab Saya Kedapatan Amanah spt itu juga di Banyak Tempat agar Bisa Tertata. Semoga Bisa Berdaya Manfaat Lebih Besar lagi Kedepannya Tuk Umat Banyak, Aamiiin. Gitu saja Yah.
============
Ku Mau Cerita,
"Ada Seorang Hamba Alloh yg Memberikan Hadiah kpd Para Sahabat yg Mengkhatamkan Al Quran pada Bulan Ramadhan Kemarin, dan ndak Tanggung-tanggung Ia Meniatkannya Perorangnya itu Rp.500.000,- shg Setelah Dialog dgn Saya Rp.250.000,- pun Cukup sedangkan Sisanya Bisa Tuk Keperluan yg Lainnya".
"Pada Saat itu Saya Menunaikan Amanah Uang yg Ia Titipkan pada Saya kpd Para Sahabat Lelaki dan Wanita yg Mengkhatamkan Al Quran Ternyata Cukup Banyak juga, Tepatnya pada saat Acara Buka Puasa Bersama Kala itu. Kemudian Saya Meneliti Apakah Ada Hikmahnya dari Pemberian spt itu Walaupun Ada yg Bertanya : "Abah, Apakah dgn Memberikan Hadiah spt itu sama spt Anak Saya yg Hafal Juz 30 lalu Saya Berikan Hadiah juga itu dapat Mewariskan Sifat Riya karena Sesuatu or Nggak Ikhlas.? Pada Saat itu Saya pun Menjawab Bahwa : "Mengenai Ikhlas ndak Ikhlas karena Hadiah itu Tergantung pada Tingkatan Iman Masing-masing, Pabila Imannya Masih Kanak-kanak Tandanya Masih Wilayah di Iming-imingi Sesuatu Duniawi [Iman Duniawi] Maka Bersemangatlah Ia, Pabila Imannya Masih Remaja Tandanya Masih Wilayah di Iming-imingi Pahala dan Sorga [Iman Akherat] Maka Bersemangatlah Ia dan Pabila Imannya sudah Dewasa Tandanya sudah Tulus Ikhlas Karena Alloh SWT shg di Iming-imingi Duniawi or Akherat Kek, Ia sudah ndak Mempedulikannya Lagi Maka Ia Tetap Bersemangat Ibadah kpd Alloh SWT. Tugas Saya didalam Dakwah Adalah Bagaimana Umat agar Tetap dan Terus Bersemangat dalam Beribadah pada Alloh SWT dan Memperbaiki Dirinya Sendiri Setiap Hari dan Setiap Saat Ajeg Istiqomah".
"Ada juga yg Bertanya : "Bagaimana Hasilnya Takala yg Mengkhatamkan itu Memang Bener-bener Memiliki Sifat Ikhlas..?"|| "Ini Terbalik, Seharusnya yg ditanyakan itu Adalah Apa Tandanya Pabila yg Memberikan Hadiah itu Memiliki Sifat Ikhlas didalam Memberikannya.?", sebab Itu yg Menjadi Penelitian Saya ketika Mendapatkan Suatu Titipan Amanah karena disitulah Terdapat Kadarnya. Satu Contoh Misalkan ketika Lebaran Ada Rombongan Satu Majelis dan Salah Satu Jam'iyyahnya Berkata pada Saya : "Alhamdulillah, Semenjak Saya Ngikut Abah Ada Peningkatan Ibadah yg dapat Saya Rasakan, Baik itu dalam Mengkhatamkan Al Quran maupun Ibadah-ibadah Lainnya, nggak spt Ramadhan yg Sudah-sudah pada Tahun Lalu". Pada Saat Saya Mendengar itu, Saya Langsung Teringat Ttg "Ini Adalah Salah Satu Tanda Hikmah dari Pemberian yg Tulus Ikhlas itu, Semoga yg Memberikan Hadiah itu Tulus Ikhlas shg Alloh SWT Angkat Menjadi Amal yg Sholeh", dan lain-lain Banyak Hal Itu hanya Contoh Kecilnya saja".
"Minimalnya Kita didalam Dakwah itu Bisa Mengamalkan Satu Pesan Nabi S.A.W. Ttg Membahagiakan Hati Orang Yaitu :
إن أحب الأعمال إلى الله تعالى بعد الفرائض إدخال السرور على المسلم
Terjemahan Bebasnya :
"Sesungguhnya Amal yg Paling dicibtai oleh Alloh SWT setelah Ibadah-ibadah yg Wajib Adalah Membuat Bahagia Seorang Muslim". Apalagi yg Bahagia itu dirasakan oleh Banyak Umat, Maka MURRI Ini Adalah Ladangnya or MURRI Inilah Wadahnya Yaitu Tempat Kita Menumpahkan Ibadah-ibadah itu Secara Bersama-sama, Maka Berbahagialah Orang yg ditaqdirkan Bisa Membahagikan Hati Saudaranya, Apalagi diarahkan Kebahagiaan itu Tuk Menuju kepada Alloh SWT. Semoga Kita Bisa Mengamalkannya, Aamiin Yaa Robb".
#Setiap Ada Program-program Kebaikan Maka Orang yg ditaqdirkan Baik Pasti akan Banyak yg Setuju dan Mendukungnya, Aamiin.
Komentar