SHOLAT KAFAROT JUM'AT AKHIR RAMADHAN
Moch Djamhar Abdul Karim :
======================
SHOLAT KAFAROT
JUM'AT AKHIR RAMADHAN
======================
*Refresh, Masih Banyak yg Tanya
1. Assalamu alaykum Pak yai, Dalem nyuwun perso sholat kafaroth. Matursuwun
MD :
Wslm Wr Wb, Setiap Ketemu Ramadhan itu selalu saja Ada yg Menanyakan Ttg Hal ini hingga Saat inipun Banyak juga yg Tanya-tanya spt itu, Dulu sudah Sering dibahas Ttg Penjelasannya.
ST :
Klo mnurut yai sndri gimana?, Maaf sya jrang update
MD :
Saya ndak Melakukannya. Tuk Qoul Shohehnya 4 Madzhab itu di Qodho yaitu : Qodho-an LillaHi Ta'ala.
===========
"Postingan Pengajian yg Saya Sampaikan pada Pertengahan Ramadhan Kali ini agar Kalian Simpan dan Fahami dgn Baik shg Kedepan ndak Perlu Tunya-tanya Lagi Ttg Sholat Kafarot Ramadhan ini dan Sekalipun Ada yg Tanya kpd Kalian maka Kalian Minimalnya sudah Memahami Solusinya. Banyak yg Mengatasnamakan or dijadikan Dalih Tuk Sholat Kafarot ini Bersumber dari : Kitab Majmu'atul Mubarokah Karya Syekh M. Shodiq Al Qohhawi, Kitab Fafirruu Ilalloh, Juga Mencatut Nama-nama Para Habaib Tertentu d.l.l. Terutama itu Kitab Majmu'atul Mubarokah sbg Acuannya Sholat Kafarot ini, sebab Banyaknya Mengambil Keterangan Sholat ini dari Kitab ini".
============
Saya Berikan Penjelasannya sbb :
1. Kalau Menurut Habib Abu Bakar As Segaf Bahwa Sholat ini [Jumat Terakhir Ramadhan] Bukanlah Sholat Kafarat, Tetapi Termasuk Sholat Qodho.
2. Adapun Sejarahnya Sholat ini [Jumat Terakhir Ramadhan] Awalnya dikerjakan oleh Syekh Abu Bakar bin Salim [Fakhrul Wujud] yg Maqbarohnya dikampung 'Inat Yaitu Hadhrmaut Yaman. Memang Benar Bahwa Beliau itu Seorang Wali Alloh yg Masyhur, Namun Begitu Banyak yg Belum Faham Ttg Lelakonnya Para Wali Alloh itu Ada yg Perlu diikuti Itupun Khusus oleh Muridnya saja dan Ada yg Jangan diikuti Sama Sekali oleh Murid-muridnya Apalagi Tk Umum. Adapun Tuk Sholat Kafarot ini ndak Boleh diniati sbg Pengganti Sholat Selama Setahun, sebagaimana yang diharamkan oleh Para Ulama Fiqh.
3. Adapun Para Habaib yg Mengamalkannya Sholat ini Mereka itu Mayoritasnya yg Memiliki Garis Sanad Keguruan dgn Syekh Abu Bakar Bin Salim shg Mengikuti Lelakon Gurunya shg Meniatkan Diri Tuk Mengikuti Gurunya itu sebab Nash-nashnya Banyak yg Mengatakan Hadits Maudhu [Palsu] Bukan Hadits Dhoif [Lemah]. Ada Juga Sejumlah Orang Awam yg Mengatakan Bahwa Hadits itukan Banyak yg dihafalkan Para Imam Belum Tentu Bisa dituliskan, Fahami lagi Ttg Ajaran Islam yg Mana Para Ulama Muhaditsin Pasti sudah Banyak yg Membahasnya Tetapi Kenyataannya ndak Ada yg Bahas Ttg Hadits-hadits Maudhu yg Ada dikitab Majmu-atul Mubarokah itu.
4. Menurut Syekh Husein Bin Thohir [Mualif Sulam Taufiq] Pernah ditanya oleh Para Penduduk Hadhrmaut Ttg Sholat ini, Beliau Menjawab : “Kita Taslim Terhadap Amaliyyah Wali Alloh dan Niatkan seperti Niatnya Syekh Abu Bakar bin Salim. Namun Begitu Para Habaib Melarang Mengajak orang-orang Tuk Melakukan Sholat ini di Masjid, sebab Khawatir Terjadinya Fitnah diantara Kalangan Sesama Umat Islam.
5. Syariat sudah Mengajarkan Pabila Seorang Muslim Meninggalkan Sholatnya Baik itu disengaja or ndak disengaja, maka Ia Wajib Mengqodhonya dilain Waktu Sejumlah Sholat yang ditinggalkannya itu.
6. Pabila Ada Kefahaman Bahwa Mudahnya Menghodho Sholat yg Pernah ditinggalkan Seumur Hidup Kita hanya dgn Menebus Sholat Kafarot ini Tentunya Syariat akan Rusak shg Ummat pun akan Rusak pula, karena Pastinya akan Banyak Umat yg Malas lalu Meninggalkan dan Menyepelekan Sholatnya dgn Ringan.
7. Adapun Hadits-hadits yg diketengahkan didalam Kitab Majmu'atul Mubarokah itu Tanpa disertai dgn Sanad-sanad Tetapi Mencatut Nama-nama Pembesar Para Sahabat Nabi sedangkan Para Ulama Sedunia Belum Ada yg Menjumpai Keterangan Sanad-sanad Hadits yg diketengahkan pada Kitab itu.
8. Memang Secara Syareat Hadist-hadits didalam Kitab itu Bertentangan dgn Ijma'nya Para Ulama 4 Madzhab yg Mana Mereka telah Bersepakat Bahwa Bila Meninggalkan Sholat Baik Sengaja or pun ndak Sengaja maka Wajib diqodho pada Waktu yg Lain Sebanyak Jumlah yg ditinggalkannya itu. Adapun Udzurnya Meninggalkan Sholat itu Ada Dua yaitu : Tertidur (Bukan Tidur) dan Lupa. Sebagaimana Sabda Nabi S.A.W. :
من نسي الصلاة أونام عنها فكفارتها أن يصليها إذاذكرها
"Barangsiapa yg Meninggalkan Shalat karena Lupa or Tertidur, maka Kifaratnya Adalah Sholat Pabila sudah Mengingatnya", [H.R. Muslim, Jilid 1 Hal. 477]. Ada lagi Hadits yg Senada dgn ini Pada Halaman yg Sama yaitu :
من نسي الصلاة فليصلها إذا ذكرها لا كفارة لها الا ذالك
"Barangsiapa yg Meninggalkan Sholat karena Lupa, maka Hendaklah Ia Sholat Pabila sudah Mengingatnya dan ndak Ada Kifarat Baginya selain Itu", [H.R. Muslim, Jilid 1 Hal. 477].
9. Ada juga Hadits yg Janggal Tanpa Sanad yg diketengahkan didalam Kitab Majmu'atul Mubaarokah itu Yaitu Hadits yg Terdapat Lafadz Niat Sholat Kafarot, Padahal Ttg Niat Sholat ini ndak Ada Hadits yg Shoreh yg Menjelaskan Lafadz Bacaan Niat Makanya sudah dimaklum dikalangan Ulama Ttg Lafadz Niat ini ndak Ada Haditsnya akan Tetapi hanya Qiyas dari Para Ulama Tetapi dikitab itu Ada Hadist Bahwa Nabi Melafadzkan Niat Sholat Kafarot. Kalau Memang Ada Hadits Ttg Bacaan Lafadz spt ini, Pastinya Para Ulama akan Mengetengahkan Hadits ini, sebab Belum Ada Keterangannya Bahwa Nabi S.A.W. Melafadzkan Niat-niat Ibadah Apalagi Niat Sholat Kafarot ini.
10. Ada dikitab Fathul Mu'in d.l.l. Ttg Keterangan Sholat Bid'ah Yaitu Sholat Pada Hari Jum'at Terakhir Ramadhan yg Mengandung Fadhilah Kafarot Bagi Ummat Islam yg Sholatnya Tertinggal Setahun or Seumur Hidup, hanya saja Beliau Mengatakan Bidah pada Sholat Kafarot yg Lima Rokaat dan ndak Menyebutkan Sholat Kafarot yg 4 Rokaat [I'anatut Tholibin Jilid 1 Hal. 271].
11. Menurut Madzhab Hanafiyyah Ttg Qodho Sholat sbb :
قَالَ الحَنَفِيَّةُ: مَنْ عَلَيْهِ فَوَائِتُ كَثِيرَةٌ لَا يَدْرِي عَدَدَهَا، يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَقْضِيَ حَتَّى يَغْلِبَ عَلَى ظَنِّهِ بَرَاءَةَ ذِمَّتِهِ، وَعَلَيْهِ أَنْ يُعَيِّنَ الزَّمَنَ، فَيَنْوِي أَوَّلَ ظُهْرٍ عَلَيْهِ أَدْرَكَ وَقْتَهُ وَلَمْ يُصَلِّهِ، أَوْ يَنْوِي آخِرَ ظُهْرٍ عَلَيْهِ أَدْرَكَ وَقْتَهُ وَلَمْ يُصَلِّهِ، وَذَلِكَ تَسْهِيلاً عَلَيْهِ.
“Berkata Para Ulama Hanafiyyah : "Seseorang yang Sholatnya Banyak ditinggalkan hingga Ia Sendiri ndak Tahu Berapa Jumlah yang ditinggalkannya Wajib Mengqodhonya sampai Ia Yakin Terbebas dari Kewajiban itu. Dan Ia Wajib Menentukan Waktunya (yang selama ini ndak Menjalankan Aholat). Lalu Ia Berniat (Qodho-an Lillahi Ta'ala) Sholat Zhuhur yang Pertama Kali or yang Terakhir Kali Ia Tinggalkan Tuk Memberi Kemudahan Baginya”, [Al-Fiqhul Islami Wa 'AdillatuHu Jilid 2 Hal. 143].
12. Menurut Madzhab Malikiyyah, Syafi'iyyah dan Hanaabilah Ttg Qodho Sholat sbb :
وَقَالَ الْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَقْضِيَ حَتَّى يَتَيَقَّنَ بَرَاءَةَ ذِمَّتِهِ مِنِ الْفُرُوضِ، وَلَا يَلْزَمُ تَعْيِينُ الزَّمَنِ، بَلْ يَكْفِي تَعْيِينُ الْمَنْوِيِّ كَالظُّهْرِ أَوِ الْعَصْرِ مَثَلًا.
“Dan Berkata Para Ulama Malikiyyah, Syafi'iyyah dan Hanaabilah : "Wajib Baginya Tuk Mengqodyo Sholat yang Pernah ditinggalkan sampai Ia Yakin Bebas dari Kewajibannya Berupa Sholat-sholat Pardhu (yang Pernah ditinggalkannya), dan ndak harus Menentukan Waktunya, Tetapi Cukup dgn Menentukan yg diniati (Sholat yg Pernah ditinggalkannya) spt Zhuhur or ashar”. ][Al-Fiqhul Islami Wa 'AdillatuHu Jilid 2 Hal. 143].
"Mengqhodo Sholat pun Jangan sampai Timbul Masyaqqoh Diri dan Nafkah yaitu Mengqodho Sholat Jangan sampai Fisik Menjadi Lemah dan Sakit juga Jangan sampai Mengganggu Nafkah Keluarga. Disamoing Mengqodho juga Agar Memperbanyak Taubat, Ibadah-ibadah Lainnya dan Memperbaiki Diri sebab Tarikush Sholat (Meninggalkan Sholat) Tanpa Alasan Udzur yg Syar'i, itu Termasuk Perbuatan Dosa Besar juga".
*Semoga Bisa difahami dan Bisa Menjawab Apa yg Selama ini Mengganjal Pertanyaan didalam Hati.
Komentar