MAKRIFAT KUN BI-IDZNII

Moch Djamhar Abdul Karim :
============
MAKRIFAT
KUN BI-IDZNII
============

1. Mhn dijelaskan pak kyai, apa yg dimaksud dg (aqoid) KUN biidznillah dan KUN biidzni?

==========
“Adapun Arti *Kun Bi-Idznillah* itu Adalah Jafilah Atas Izin Alloh SWT, sedangkan *Kun Bi-Idznii* Artinya Jadilah Atas Izin Aku. Sebenarnya Kamu Mungkin Salah Dengar Sejarah sebab Kamu Karakter ndak Membaca, Mungkin Maksudnya Adalah *Qum Bi-Idznillah or Qum Bi-Idznii*. Sebab Sejarah Qub Bi-idznillah Adalah Sejarah Ketika Nabi Isa A.S. itu Membangkitkan Orang yg sudah Mati maka Ia Memakai Kalimat itu, sedangkan Sejarah Qum Bi-Idznii Adalah Sejarahnya Tuan Syekh Abdul Qodir Al Jailani ketika Membangkitkan Orang yg sudah Mati Memakai Kalimat itu.

"Kita Bahas Lafadz KUN, Dalam Makrifatul Huruf maka Huruf KAF itu Nilainya 20 dan Huruf NUN itu Nilainya 50 shg Jadilah “KUN” itu Bernilai 70 sehingga “‘Aqoidul Islam Kaaffah” itu ada 70 Jumlah Total Keseluruhannya, sedangkan KUN Bi-Idznillah or KUN Bi-Idznii Adalah sudah Lengkaplah 70 'Aqoid itu Bersemayam didalam Dirinya. Perinciannya Begini ; *‘Aqoidul Awwam* Ada 50 ditambah *‘Aqoidul Khusus* Ada 13 [Kita sudah bahas pada Seri Iman sebelumnya], ditambah *'Aqoidul Khushusul Khushush* yang berjumlah 7 shg Jumlah Totalnya Ada 70 ‘Aqoidul Islam Kaaffah. Nah ‘Aqoid yg Khushushul Khusus inilah yang disebut dengan Istilah “Maqoomaat Kewalian” yg Berjumlah “Tujuh” sbg 7 ‘Aqoid itu yg harus dimiliki Tuk Orang-orang Khusus, yaitu : Makrifatulloh, Musyahadatulloh, Mukasyatulloh, Muqobalatulloh, Mukafahatulloh, Fana Fillah wa Baqo Billah. Ringkasannya spt itu, Semoga Kalian Belum Memahaminya *_^".

“Kalau Kita Bahas Ttg Contoh dari 'Aqoid 70 ini yg Memiliki Lafadz KUN itu, Ada Beberapa Wali Alloh yg pernah Mencapai Derajat Wali Quthub al-Aqthab (Quthub al-Ghaus) pada Masanya, yaitu  : Tuan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili, Syaikh Ahmad al-Rifa’i, Syaikh Ahmad Badawi, Syaikh Ibrahim Addasuqi Al-Mamruz, Syaikh Muhyiddin ibnu Arabi, Sayyid Hasan ibnu Ali ibnu Abi Thalib, Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz, Syaikh Yusuf al-Hamdani, Syaikh Abdus Salam ibnu Masyisy, Syaikh Muhammad Bahauddin An-Naqsabandi, Syaikh Jalaluddin Rumi, d.l.l."

Ku Mau Cerita,
*Syaikh Abdul Qadir al-Jilani*  Beliau pernah Berkata : *"Kakiku ada diatas Kepala Seluruh Wali"*. Menurut Abdul Rahman Jami dalam Kitabnya yg Berjudul Nafahat Al-Uns, bahwa Beberapa Wali Terkemuka diberbagai Abad sungguh-sungguh Meletakkan Kepala Mereka dibawah Kaki Syekh Abdul Qadir al-Jailani”.

*Syaikh Ahmad Al-Badawi* : Setiap hari dari Pagi hingga Sore, Beliau Menatap Matahari sampai Kornea Matanya Merah Membara shg Apa yg dilihatnya bisa Terbakar, Khawatir Terjadinya hal itu, saat Berjalan Ia lebih sering Menatap Langit, Bagaikan Orang yg Sombong. Sejak mMasa Kanak-kanak, Ia suka Berkhalwat dan Riyadhoh, Pernah Empat Puluh hari lebih Perutnya tak terisi Makanan dan Minuman. Ia lebih Memilih diam dan Berbicara dgn Bahasa Isyarat, bila ingin Berkomunikasi dgn seseorang. Ia tak Sedetikpun lepas dari Kalimat Toyyibah, Berdzikir dan Bersholawat. Pada Usia Kecil Beliau telah Hafal Al-Quran, Tuk Memperdalam ilmu Agama ia berguru kepada Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan syaikh Ahmad Ar-Rifai. Suatu hari, Ketika Beliau telah sampai Ketingkatan Kewaliannya, maka Syekh Abdul Qodir al-Jailani, menawarkan kepadanya : *“Manakah yg Kamu inginkan Ya Ahmad Badawi, Kunci Masyriq or Kunci Maghrib, akan Ku Berikan TukMu”*, hal yg sama juga diucapkan oleh Gurunya Syekh Ahmad Ar-Rifai dgn lembut dan karna Menjaga Tatakrama Murid kepada Gurunya, ia Menjawab ; *"Aku Tak Mengambil Kunci kecuali dari Al-Fattah (Alloh SWT)"*. Peninggalan Syekh Ahmad Al Badawi yg sangat Utama, yaitu : Bacaan Sholawat Badawiyah Sughro dan Sholawat Badawiyah Kubro”.

=========
*Syaikh Abu Hasan Asy-Syadzili* Berkata : *"Keramat itu ndak diberikan kepada Orang yg Mencarinya dan Menuruti Keinginan Nafsunya dan ndak pula diberikan kepada Orang yg Badannya digunakan Tuk Mencari Keramat. Yang diberi Keramat hanya Orang yg ndak Merasa Diri dan Amalnya, akan tetapi dia selalu Tersibukkan dgn Pekerjaan-pekerjaan yg disenangi oleh Alloh SWT dan Merasa Mendapat Anugerah (fadhol) dari Alloh SWT semata, Ndak Menaruh Harapan dari Kebiasaan Diri dan Amalnya"*. Diantara *Keramatnya Para Shiddiqin* Adalah :
1. Selalu Taat dan Ingat pada Alloh SWT secara Istiqomah (Kontineu).
2. Zuhud (Meninggalkan hal-hal yg Bersifat Duniawi).
3. Berakhlak Karimah
4. Memiliki Khoriqul Adat Berupa Karomah.
5. Mampu Memberi Bantuan berupa Rahmat dan Pemeliharaan yg Khusus dari Alloh SWT
6. Mampu Menggantikan Wali Quthub yg lain dan
7. Hatinya terbuka dari Haqiqat Dzatnya Alloh SWT dgn disertai sifat-sifatNYA d.l.l.”

“Beliau pernah dimintai Penjelasan Ttg siapa saja yg Menjadi Gurunya. Kemudian beliau Menjawab : *"Guruku Adalah Syaikh Abdus Salam ibnu Masyisy, akan tetapi sekarang aku sudah Menyelami dan Minum Sepuluh Lautan ilmu. Lima dari Bumi yaitu dari Rosululoh S.A.W., Abu Bakar Ashiddiq, Umar bin Khotthob, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib Rodhiallohu Anhum dan Lima dari Langit yaitu dari Malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il dan Ruh yg Agung Alaihimus Salaam"*. Beliau juga pernah Berkata : *"Aku diberi tahu Catatan Muridku dan Muridnya MuridKu, semua sampai hari Kiamat, yg lebarnya sejauh mata Memandang, Semua itu Mereka Bebas dari Neraka. Jikalau LisanKu Tak Terkendalikan oleh Syariat, aku pasti bisa Memberi tahu Ttg Kejadian Apa saja yg akan Terjadi Besok sampai hari Kiamat"*. Syekh Abu Abdillah Asy-Syathibi Berkata : *"Aku setiap Malam Banyak Membaca Manaqib Rodiyallohu ’an Asy-Syekh Abul Hasan Syadzili dan dengan ini aku Berwasilah Meminta kepada Alloh SWT apa yg menjadi HajatKu, maka Terkabulkanlah Apa saja PermintaanKu”*. Peninggalan syaikh Abu Hasan asy-Syazili yg sangat utama, yaitu Hizib Nashr dan Hizib Bahar. Orang yg Mengamalkan Hizib Bahar dgn Istiqomah dan Tulus Ikhlas akan Mendapat Perlindungan dari segala Bala. Bahkan, bila ada Orang yg Bermaksud Jahat mau Mendatangi Tumahnya, ia akan Melihat Lautan Air yg sangat Luas. Si Penjahat itu akan Melakukan Gerak Renang spt Layaknya Orang yg akan Nenyelamatkan diri dari daya Telan Samudera. Bila di Waktu Malam, ia akan terus melakukan Gerak Renang sampai Pagi tiba Pemilik Rumah Menegurnya. Hizib Bahar ditulis syaikh Abu Hasan Asy-Syazili di Laut Merah (Laut Qulzum)”.

*Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i* Pernah Sewaktu Beliau Pergi Haji, ketika Berziarah ke Maqbaroh Nabi Muhammad S.A.W., maka Nampak Tangan dari dalam Kubur Nabi S.A.W. hendak Bersalaman dgn Beliau dan Beliau pun terus Mencium Tangan Nabi S.A.W. yg Mulia itu. Ketika Kejadian itu disaksikan oleh Orang Ramai yg juga Berziarah ke Maqbaroh Nabi S.A.W. tersebut. Salah Seorang Muridnya Berkata : *“Ya Sayyidi, Tuan Guru Adalah Quthub”*. Jawab Beliau : *“Sucikan olehMu Syak PrasangkaanMu itu daripada Quthubiyah”*. Kata Murid : *“Tuan Guru Adalah Ghauts”*. Lalu Jawab Beliau : *“Sucikan Syak PrasangkaanMu itu daripada Ghautsiyah”*. Al-Imam Abdul Wahab As-Sya’roni Mengatakan bahwa yg demikian itu Adalah Dalil bahwa Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i telah Melampaui “Maqoimat” dan “Athwaar” karena Quthub dan Ghauts itu Adalah Maqom yg sudah Maklum diketahui oleh Umum. Sebelum Wafat beliau telah Menceritakan Ttg Kapan Waktunya akan Meninggal dan s Sifat-sifat hal Ihwalnya Beliau. Beliau akan Menjalani Sakit yg sangat Parah Asbab Menangung Bilahinya dan Dosa Para Muridnya. Kalamnya : *"Aku telah dijanjikan oleh Alloh SWT agar NyawaKu ndak akan Melewati semua DagingKu (Artinya Daging Jasadnya itu harus Musnah Terlebih Dahulu Terkena Penyakit Parah)"*. Ketika Syekh Ahmad Ar-Rifa’i Sakit Parah shg Mengakibatkan Kewafatannya, Beliau Berkata : *“Sisa UmurKu akan Ku Gunakan Tuk Menanggung Bilahi Agungnya Para Makhluk (Khususnya Para Muridnya)"*. Kemudian Beliau Menggosok-ngosokkan Wajah dan Uban Rambutnya dgn Debu sambil Menangis Memohin Ampunan dan Beristighfar. Syekh Ahmad Ar-Rifa’i Menderita Sakit “Muntah Berak”. Setiap hari Tak Terhitung Banyaknya Kotoran yg Keluar dari dalam Perutnya. Sakit itu dialaminya selama sebulan Penuh. Hingga Banyak yg Bertanya : *"Kok, bisa sampai Begitu Banyaknya yg keluar, dari mana Ya Syekh, Padahal Engkau sudah Dua Puluh Hari ndak Makan dan minum"*. Beliau Menjawab : *"Karena ini Semua Adalah DagingKu yg telah Habis, Tinggal Otak dan HatiKu, dan pada Nanti juga akan Keluar (Habis juga) dan Besok Aku akan Tenang Menghadap Sang Maha Kuasa"*. Setelah itu ketika Wafatnya, Keluarlah benda yg putih Kira-kira Dua Tiga kali terus Berhenti dan Ndak Ada lagi yg Keluar dari Isi Perutnya Asbab telah Kosong Jasadnya. Demikian Mulia dan Besarnya Pengorbanan Para Aulia Alloh ini shg Sanggup menderita sakit Menanggung Bala yg Sepatutnya Tersebar ke atas mManusia yg Lain. Wafatlah Wali Alloh yg Berbudi Pekerti yg Halus lagi Mulia ini pada Hari Kamis waktu Zhuhur Teatnya Tgl 12 Jumadil Awwal Tahun 570 Hijriah. Riwayat yg lain Ada yg Mengatakan Tahun 578 Hijriah”.

*Ini hanya Cerita Malam saja buat Kalian, Semoga saja Menarik tuk dibaca dan diambil Hikmah Pelajarannya.

Komentar

AHMAD AL-GALUHI mengatakan…
SUBHANALLOH AKU SANGAT MENCINTAI PARA WALIYULLOH..
nasi box murah bandung mengatakan…
bolh tanya untuk penjelasan makrifatul huruf bisa di pelajari dalam kitab apa?

Postingan populer dari blog ini

CARA CARI GURU

PUASANYA WONG IKHLAS

ISTIQOMAH PUASA SUNNAH