MAKRIFAT JALAN DAMAI
Moch Djamhar Abdul Karim :
============
MAKRIFAT
JALAN DAMAI
============
"Salah Satu Seni Tradisional Banten Adalah Debus, yaitu : Suatu Permainan Atraksi yg didalamnya Banyak Memakai Olah Bathin Supranatural dan Daerah Tirtayasa Dekat Daerah Keronjo dan Mauk Adalah Daerah yg Cukup dikenal dgn Permainan Debusnya yaitu Tepatnya dijaman Sultan Agung Tirtayasa ketika Menumpas Para Penjajah Belanda Kala itu".
"Seni Tradisional Debus itu Adalah Pengembangan dari Salah Satu Thareqat Rifa'iyyah yg Kesohor itu didalam Andilnya ketika Menumpas Penjajah saat itu. Namun Beriringnya Perjalanan Debusdi Banten, Ternyata Ada Banyak Para Pelakunya yg ndak pada Sholat Alias Menyepelekan Sholat shg Terjadilah Peristiwa Unik ini".
Ku Mau Cerita,
"Ketika itu Ada Perselisihan Antara Para Golongan Santri Masjid dgn Para Pelaku Komunitas Debuser didalam Mendayagunakan Kas Keuangan Desa yg Menurut Pihak Para Santri Masjid agar Kas Desa Milik Bersama itu digunakan Tuk Pembangunan Masjid sedangkan Menurut Para Pelaku Debuser Bahwa Kas Desa Milik Bersama itu digunakan Tuk dibelikan Peralatan dan Perlengkapan Debus shg Terjadilah Perselisihan yg Cukup Tajam spt yg Pernah Terjadi di Daerah Tegalrejo Magelang Tempo Doeloe antara Pihak Masjid dgn Pihak Kuda Lumping shg Hadirlah Sesosok Guru EDDAN yg Bisa Menyelesaikan Masalah yg Sebenarnya ndak Terlalu Rumit-rumit Amat, Pabila Sama-sama Memahami Hikmah Pelajarannya, Namun Bisa dianggap Rumit Bahkan Serba Salah Pabila ndak Memahami Hikmah Pelajaran dari Periatiwa ini".
"Guru EDDAN Berkata kepada Golongan Santri Masjid Bahwa : "Uang Kas Desa itu Lebih Baik diberikan kepada Para Pelaku Komunitas Debuser saja supaya Mereka Bisa Pakai Tuk Membeli Peralatan dan Perlengkapan Debuser di Desa ini dan Tuk Pembangunan Masjid ini Biarlah Menjadi Tangung Jawab Saya saja Pabila Memang ndak Bisa dibangun Bersama-sama", shg Terjadilah Damai dan Rukun diantara Para Golongan Santri Masjid ini, sebab Ada yg Mau Bertanggung Jawab atas Pembangunan Masjid itu. Pada Waktu yg Berbeda Guru EDDAN Berbicara kepada Para Debuser Bahwa : "Uang Kas Desa itu agar Benar-benar dipakai Tuk Membeli Peralatan dan Perlengkapan Debuser, dan Kalian pun agar Hidup Damai dan Rukun dgn Para Golongan Santri Masjid supaya Bisa Damai dan Bersatupadu shg Semuanya diharapkan Bisa Melaksanakan Sholat Berjamaah di Masjid". Santri Lugu Berkata : "Guru, Apakah Ada Alasannya Mengapa Guru Lebih Memihak Debuser daripada Masjider.?"|| Guru EDDAN Menjawab : "Begini Lek Tepatnya Bukan Memihak Salah Satu dari Keduanya itu, Pabila Kita Semua Bisa Hidup dgn dilandasi Kerukunan dan Kedamaian maka akan Indah dilihat dan dirasakan shg Ketika Saya Memutuskan spt itu Kerukunan dan Kedamaian pun Bisa Terwujud, Para Debuser pada Mendekat ke Masjid ndak Menjauh shg Merk pada Mau Sholat dan Berjamaah di Masjid itu, shg Takala sudah Bersama Apa yg ndak Bisa Kita Wujudkan dgn Kebersamaan dan Kekompakan spt itu, Yaa Kalau Masalah Pembangunan Masjid itu Kan Masalah Ringan Sebenarnya, Pabila Kita sudah Bisa Hidup Berdampingan Bersama-sama Bisa Terwujud"|| Okray Guru, Saya Fihim Sekarang Apa itu Solusi Hikmah Pelajaran.
Komentar