PEMBAHASAN SUKMA & RUH
Moch Djamhar Abdul Karim :
============
PEMBAHASAN
SUKMA & RUH
============
Assalamu alaikum wr wb
Mohon maaf abah kiranya berkenan utk bertanya lg. Slma ini pernah baca dan dengar tentang pembahasan jiwa/sukma dan ruh namun krn banyak pnjelasan yg bertentangan akhirx jd bingung sndiri.
1. Bila seseorang telah meninggal dunia, pd saat bermimpi ktm dgn dia, siapakah yg dtg itu. Jiwanya ataukah ruhnya?
2. Pd saat kapankah dia yg sdh meninggal itu bisa berjumpa dgn kita yg msh hidup ini, apakah hanya dlm mimpi ataukah bs jg dlm keadaan terjaga?
3. Gimana carax membedakan bhw org meninggal yg kt ketemui itu asli dan bukanlah jin yg menyerupai? Sy sgt bingung ketika sy bermimpi ketemu sm org tua sy, apakah itu asli ataukah jin yg hanya menyerupai.
4. Selain nabi Muhammad, apakah semua nabi bisa diserupai wujudnya oleh jin? Terima kasih atas pencerahannya abah, smg sy bisa kegendong atas Rahmat Allah Swt yg dilimpahkan pada abah.
==========
Wslm Wr Wb,
1. Bisa Ruh sebab Tidur itu Setengahnya Mati Masuk pada Gelombang Tetta, Bisa juga Jin yg Menyerupai d.l.l. Ini Tergantung pada Diri dan Kondisi Spiritual Orang yg Tidur itu. Karena Gelombang Tetta maka Ketika Mimpi Jangan diartikan Sebenarnya, sebab itu Alam Ma'ani shg ndak Sedikit yg Salah Mengartikan, yg Bisa Menerjemahkan Mimpi Tersebut Dahulu Terkenal Namanya Yusuf A.S. lalu dikalangan Ulama Namanya Syekh Ibnu Sirin. Dikitab-kitabnya Merupakan Panduan Berharga Ttg Makna Mimpi Seseorang itu,
2. Ruh itu Nyambungnya dgn Ruh juga, Pabila Kondisi Badan Kita Suci maka Ruh-ruh Suci itu akan Bisa Terhubung, Namun Pabila Kondisi Badan Kita Kotor maka Ruh-ruh Kotor yg Penuh Dosa Maksiat itu yg Bisa Terhubung. Badan Kita ini Jasad maupun Ruhani, Pabila Semakin Istiqomah dalam Taubat dan Memperbaiki Diri maka Otomatis Ruh-ruh Suci spt Para Ulama, Para Auliya Alloh bahkan Nabi S.A.W. pun akan Mengunjungi Diri Kita Melalui Mimpi or pun Terjaga. Jadi Lihat Bening dan Keruhnya Diri.
3. Tuk Membedakannya Adalah Ketika Bermimpi Bertanya kpd Ahlinya, Jangan dimaknai Sendiri sebab Bukan Ahlinya. Jin ndak Bisa Menyerupai Orang yg Nur Muhammadnya Melebur dgn Ruhnya, spt Para Kekasih Alloh Tertentu juga Para Nabi Alloh. Mengaku-ngaku Bisa Tetapi Menyerupai yg ndak Bisa.
4. Itu sudah dijawab, yg Ruhnya Alloh SWT Jaga itu yg Nur Muhammadnya Melebur, ahg Mewujud kpd Akhlaqul Karimah. Jadi Tolak Ukurnya Nanti itu Adalah Akhlaqul Karimah, maka Kalian Bisa Fokus diperbaikan ini spt Apa yg Saya Jelaskan Tiga Tahapan Spiritual yaitu Pembuangan Sifat-sifat Buruk, Pemasukan Sifat-sifat Terpuji, Meningkatkan Ibadah Baik Secara Kualitas maupun Secara Kuantitas.
Tambahan :
"Tuk *Jiwa or Sukma* itu spt Gambar Dua Dimensi Wujudnya maka Ia itu Unsur Anginnya Bathin shg Jadilah Udara, Maka Orang yg Banyak Maksiatnya Kalau Mati Membawa Pengap Alam Sekitarnya, Tetapi Pabila Orang Sholeh Mati Membawa Kesejukan dan Ketenangan Alam Sekitar, Itu Hawa dari Sukmanya. Kalau *Jin Qorin* itu Tergantung Amaliyyahnya, Bagi yg Sering Main-main Hidupnya maka Qorinnya juga Main-main dijalanan d.l.l. Kita Menyebutnya Hantu, Ada yg Tinggal di Kuburan-kuburan, Ada yg Tinggal di Tempat-tempat Ibadah Tergantung Ia dituntunnya Kemana, Qorin itu Jumlahnya Banyak Sekali Cuman Takala Manusia itu Mati Semua Qorinnya itu Menjadi Udara Pengap or Sejuk sedangkan Qorin yg Paling Tua yaitu didepan Diri Kita, dialah yg Jadi Hantu or Jin Sholeh itu, Pabila Kesurupan Mengaku-ngaku Si Fulan maka Qorin inilah Biasanya Pelakunya, Jin Qorin itu spt Gambar Animasi saja Antara Jelas dan Ndak. Sedangkan *Ruh* itulah yg Asli hampir sama dgn Kita Hidup saja Sehari-hari, Baik Gerak-geriknya dan Gaya-gaya Berbicaranya, Karena spt Kita Hidup maka Ruh inilah yg Berwujud 3 Dimensi. Kita ini Kalau Mati, Menjadi 4 Bagian Penting yaitu : *Ruh* Terbebas or Terpenjara. *Sukma or Qorin-qorin Diri Bersatu* Menjadi Hawa Udara Pengap or Sejuk. *Qorin Tertua* Menjadi Jin Sholeh or Jin Pengganggu dan Terakhir *Amaliyyah* Kita Menjadi Bekal Teman Setia Ruh Diri Kita, yaitu Bekal Bakal disiksa or Bekal Bakal Mendapatkan Rahmat dan Ampunan Alloh SWT".
Komentar