KISAH KANG WIJIL BERGURU & BERKHIDMAT - 1

Moch Djamhar Abdul Karim :
======================
KISAH KANG WIJIL
BERGURU & BERKHIDMAT
======================

Ku Mau Cerita,
"Dahulu Ada yg Namanya Kang Wijil ketika Berguru Ia Berkata pada Guru yg diabdinya itu yg Bernama Ratu Wahdat yg Tinggal didesa Bonang dgn diawali Meminta Maaf lalu Ia Ingin Tahu Ttg Hakikat dan Seluk Beluk Ajaran Agama yg dianut Gurunya itu sampai Rahasia Terdalamnya".

"Hingga Sepuluh Tahun Lamanya sudah Kang Wijil Berguru kepada Sang Wali Namun juga Mendapatkan Ajaran Utama. Ia Berasal dari Kerajaan Majapahit yg Bekerja sebagai Abdi Raja dan Sastra Arab telah Ia Pelajari Bersama Gurunya itu. Lalu Ia Berkata : *"Guru Saya Tulus dan Hirmat ditelapak Kaki Tuan Guru, Mati Hidup Hamba Serahkan kpd Guru, Sastra Arab telah Tuan Guru Ajarkan dan Saya telah Menguasainya, Namun Tetap saja Saya Merasa Bingung, dan Mengembara Kesana Kemari Seakan Tak Berketentuan. Dulu Saya Berlakon sbg Punakawan di Kerajaan Tetapi Saya Bosan sudah Menjadi Bahan Tertawaan Orang-orang. Ya Syekh Al-Mukarrom, Uraian Kesatuan Huruf yg Dulu dan yg Sekarang yg saya telah Pelajari Tidak Benyak Berbeda, Tidak Beranjak dari Tatanan Lahir, dan Tetap saja Ttg Bentuk Luarnya yg Terlihat dan Terpesona. Saya Meninggalkan Majapahit, Saya Meninggalkan Semua yg dicintai, Namun Tetap Tak Menemukan Sesuatu Apa sbg Penawar agar Diri ini Terpuaskan. Terkadang Diam-diam Saya Pergi Malam-malam, Mencari rahasia Yang Satu dan Jalan yg Sempurna, Semua Pendeta dan Ulama telah Saya Temui, Hal ini Saya Lakukan agar Berjumpa dgn Hakikat Hidup dan Kehidupan ini. Akhir Kuasa Sejati, Ujung Utara Selatan, Tempat Matahari dan Bulan Terbenam, Akhir Mata Tertutup dan Hakikat Maut, Akhir Ada dan Tiada, Saya Minta Pencerahan dari Guru, Semoga Bisa Saya Dapatkan Air Al Kautsar itu disini".*

"Sang Guru Ratu Wahdat pun Tersenyum kemudian Berkata Lembut : *“Hai Wijil, Sungguh Kamu Lancang akan TuturMu yg Tak Lazim itu, Berani Menagih Imbalan Tinggi, Demi Suatu PengabdianMu kepadaKu yg Tak Seberapa Selama ini, Tak patut Ku disebut sbg Sang Arif, Andaikata hanya Uang yg Ku Harapkan dari Jerih Payah Mengajarkan Ilmu, maka Jika itu yg Ku Lakukan Tak Perlulah Aku Bersusah Payah Menjalankan Tirakat-tirakat. Siapa yg Mengharapkan Imbalan Uang Demi Ilmu yg ditulis dan disampaikannya maka Ia hanya Memuaskan Dirinya Sendiri dan Berpura-pura Tahu akan Segala Hal. Ibarat Burung Bangau disungai yg sedang Diam, Bermenung Tanpa Gerak-gerik, Ia Pura-pura Suci Padahal Pandangnya Tajam dihadapan Mangsanya, Ikan-ikan itu Ibarat Telur, dari Luar Kelihatan Putih Namun Isinya Berwarna Kuning, Itulah Gambaran Dunia Luar dgn Dunia Dalam Kehakekatan Sangat Berbeda Tetapu Ada Hubungan Kaitannya Satu Sama Lainnya".*

"Matahari pun Terbenam, Malam pun Tiba dan Kang Wijil Menumpuk Potongan Kayu lalu Ia Membuat Perapian, Memanaskan Tempat Pesujudan Sang Zahid, ditepi Pantai yg Sunyi itu didesa Bonang sebuah Desa yg Gersang, Bahan makanan Tak Banyak disana, Hanya gelombang Laut Memukul Batu-batu Karang Terdengar Menakutkan. Pada Malam itu Sang Guru Berkata Lagi Seraya Memanggil : *"Hai Wijil, Kemarilah".* kemudian Kang Wijil pun Menghampirinya lalu dipegangnya Kuncir Rambut Kang Wijil itu Seraya dielus-elus Lembut sbg Tanda Kasih Sayang Gurunya Terhadapnya lalu Berkata : *"Wijil Dengar Sekarang, Jika Kamu harus Masuk Neraka Karena Kata-kataKu maka Aku Siap yg akan Menggantikan TempatMu. Ingatlah Wijil, Waspadalah, Hidup didunia ini Kamu Jangan Ceroboh dan Jangan Gegabah, Sadarilah Bahwa DiriMu Bukan yg Haq dan Yang Haqq pun Bukan DiriMu, Orang yang Mengenal Dirinya maka Ia Akan Mengenal Tuhannya, juga Mengenal Asal Usul Semua Kejadiannya, Inilah Jalan Menuju Makrifat itu. Kebajikan Utama Adalah Ketika Kamu Mengetahui Hakikat Ttg Sholat dan juga Ttg Hakikat Memuja dan Memuji Tuhan. Sholat yg Sebenarnya ndak hanya pada Waktu Isya dan Maghrib, Tetapi juga ketika Kamu Tafakur, dan Sholat Tahajud dalam Keheningan Buahnya Adalah Menyerahkan DiriMu Pada TuhanMu dan juga Senantiasa Menjaga Akhlak MuliaMu".*

"Kang Wijil Bertanya : *"Guru, Apakah Sholat yg Sebenar-benarnya Sholat itu.?."*. Sang Guru Menjawab : *"Kamu Lakukan Sholat disertai Tahu Siapa yg Wajib dipuja olehMu didalam Sholat itu. Andaikan Kamu ndak Tahu Siapa yg Wajib dipuja Tetapi Sholat masih Kamu Lakukan, maka Kau seperti Memanah Burung Namun Tanpa Ketika Melepas Anak Panah dari Busurnya Tetapi Kamu ndak Tahu Burungnya sedang Singgah dimana. Takala Kamu ndak Lakukan Sholatnya yg disertai ndak Tahu Siapa yg Wajib dipuja itu maka Kamu spt Orang yg Malas Memanah maka Ia ndak akan Mendapatkan Burungnya. Tetapi Takala Kamu Tahu Siapa yg Wajib dipuja Tetapi ndak disertai Sholatnya maka Kamu spt Ingin Memanah Namun Belum juga Melepas Anak Panahnya maka Itupun Sama saja ndak Mendapatkan Burungnya. Jika Kamu Banyak Melakukan Kesia-sia Hidup didunia ini maka Itu Menunjukan Kamu hanya Memuja Wujud KhayalMu Semata".*

"Kang Wijil Menganggukan Kepalanya Seraya Mulai Memahami Maksud Perkaraan Gurunya itu lalu Ia pun Bertanya lagi : *"Guru, Sebenarnya Apa Dzikir yg Sebenarnya itu?."*, Sang Guru pun Menjawab dgn Lembut : *"Kamu Perhatikan Siang dan Malam yg Istiqomah dgn Petunjuk Alloh SWT, Begitupun Ketika Ada yg Berzikir Siang dan Malam maka Pabila ndak dibimbing Melalui Petunjuk Alloh SWT maka DzikirMu Menjadi ndak Sempurna, Ketahuilah Wijil bahwa Dzikir itu Sejati Tahu Bagaimana Datang dan Perginya Nafas, Takala Kamu Sadar Menyadari maka disitulah Yang Ada (Wujud) akan Memperlihatkan HayatMu Melalui yg Empat. Adapun yg Empat itu Adalah Tanah, Api, Angin dan Air. Ketika Alloh SWT Menciptakan Adam A.S. maka didalamnya dilengkapi juga dgn Anasir Ruhani yg Empat yaitu : Qohar (Pemaksaan), Jalal (Keagungan), Jamal (Keanggunan) dan Kamal (Kesempurnaan). Lalu didalamnya Terdapat Delapan Sifat-sifatNYA, Begitulah Kaitan Ruh dan Jasad Seorang Pendzikir shg Jalannya Nafas dapat dikenal Bagaimana Sifat-sifat ini Datang dan Pergi serta Kemana Arah Perginya".*

*Bersambung Kisah Perjalanan Bergurunya Kang Wijil ini...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKRIFAT SABAR BIAR SUBUR

MAKRIFAT KITAB BULAN SHOFAR KE-1

INFO KITAB TIRAKAT TUAN SYEKH ABDUL QODIR JAILANI