MAKRIFAT SENDAKEP SHOLAT
Moch Djamhar Abdul Karim :
=================
MAKRIFAT
SENDAKEP SHOLAT
=================
1. Mau tanya, Apakah nabi pernah melakukan tangan bersedekap sehabis ruku'? Bagaimana hukumnya jika kita bersedekap setelah ruku' dikarenakan turut kepada guru?
===========
Wslm Wr Wb,
Itu Ttg Sunnah Haiat Sholat Bukan Sunnah Ab'ad, Hal itu Terjadi Perbedaan Pendapat Ttg Kesunnahan Bersedekap or ndaknya Tangan Sewaktu I’tidal Sehabis Rukuk itu, Ada Hadits yang sudah Umum spt ini :
كَانَ النَّاسُ يُؤْمَرُوْنَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى ذِرَاعِهِ الْيُسْرَى فِيْ الصَّلاَةِ
*"Adalah Manusia (Para Sahabat) diperintahkan (Nabi S.A.W.) Tuk Meletakkan Tangan Kanannya diatas Hasta Tangan Kirinya didalam Shalat,"* HR. Imam Al Bukhori. Maksudnya Adalah Cara Sendakep Sholat itu Selain I'tidal sebab Haditsnya Bermakna Umum, yaitu : Tangan Kanan Menindi Tangan yang Kiri pas dipergelangan Tangannya dengan Jarak dibawah Dada diatas Perut digeser Kekiri Menutup Titik Jantung (Heart) Tujuannya Supaya Tambah Khusu'nya. Ada Lagi Hadits spt ini :
كَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُوْدَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ
*"Pabila Mengangkat Kepalanya (Bangun dari Ruku'), maka Beliau S.A.W. Meluruskan (Badannya) hingga Semua Rangkaian Tulang Belakangnya Kembali ke Posisinya (Berdiri Lurus)",* HR. Imam Al Bukhori. Para Ulama Berbeda Pendapat Ttg Sedekap diwaktu I'tidal Tetapi Menurut Imam Asy Syafi'i dikitab Al Umm Posisi Tangan Sewaktu I'tidal yang lebih Utama dilepas (ndak bersedekap) kecuali bila dikhawatirkan Tangan Bergerak Terus (Mengayun) shg ndak Adanya Tuma'ninah. Dikitab Nihayatun Zain Syekh Nawawi Al Bantani pun spt itu.
===========
Ku Mau Cerita,
"Dahulu Ada Ulama Sepuh di Kawasan Binong Karawaci Tangerang Banten, Takala Ada Permasalahan Ttg Sendakep I'tidal ini Beliau Berdoa : *"Ya Alloh, Izinkanlah Saya agar dapat Bermimpi Berjama'ah Sholat dgn Rosululloh S.A.W. karena "Sholluu Kamaa Roaytumuunii Ushollii, Sholatlah Kalian Sebagaimana Kalian Melihat Aku ini Sholat",* Akhirnya Beliau Memperbanyak Taubat dan Istighfar Bersih-bersih Diri hingga Beliau ditaqdirkan Bermimpi Sholat Berjama'ah dgn Syekh Nawawi Al Bantani lalu didalam Mimpinya itu Ia Melihat Syekh Tangannya dilepas ketika I'tidal. Keesokan Harinya pun Beliau Berdoa lagi : *"Ya Alloh, Izinkanlah Saya agar dapat Bermimpi Berjama'ah Sholat dgn Rosululloh S.A.W. karena "Sholluu Kamaa Roaytumuunii Ushollii, Sholatlah Kalian Sebagaimana Kalian Melihat Aku ini Sholat"* hingga dgn Berbagai Tirakat Bersih-bersih Diri dalam Waktu yg Cukup Lama Akhirnya Alloh SWT Ijabah, Ia Sholat Berjama'ah dgn Nabi S.A.W. lalu Melihat Tangan Nabi S.A.W. dilepas Kebawah dgn Badan Tegak ketika I'tidal".
"Seperti Itulah Sholatnya Para Ulama Terdahulu Walaupun Memahami Hukum-hukum Syariatnya, Tetapi Tuk Sholat Minimalnya Pernah Sholat Bersama Nabi S.A.W. Walaupun hanya Sekedar Mimpi sebab Wasiat Nabi S.A.W. : *"Sholatlah Kalian Sebagaimana Kalian Melihat Aku ini Sholat"* shg Cara Melihat Nabi S.A.W. itu Sholat Belum lah Cukup hanya Mengambil Keterangan dari Hadits-hadits saja. Itulah Hikmahnya Mahabbah pada Guru didahulukan, Lalu Mahabbah kepada Rosululloh S.A.W. kemudian Mahabah kepada Alloh SWT sambil disertai Mahabbah kepada Ummat Seluruh Alam, Ini Perlu Pembuktian dan Perjuangan yg Panjang Tentunya, Maka Kita Bisa Mengukur or Melihat Kenyataan Diri Kita yang Sebenarnya shg Penjewantahan Mahabbah itu Kita akan Bertambah Tahu Diri Ttg Peningkatan Adab or Akhlak kepada Guru, kepada Nabi S.A.W. kepada Alloh SWT dan juga kepada Ummat sebab *"Keempat Mahabbah itulah Acuan didalam Menggapai Nur Akhlakul Karimahnya"*, Bukan kepada Alloh SWT saja dgn Mengabaikan yang Lainnya shg dapat dipastikan Gagal Maning-gagal Maning Perjalanannya".
Komentar